SEJUMLAH wilayah di Sumatera Barat diterjang banjir dan longsor pada Kamis (27/11/2025). Tak terkecuali Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam.
Sejak seminggu sebelumnya, hujan deras terus membasahi Palembayan. Nyaris tanpa henti. Matahari hanya bersinar terang selama satu hingga 2 jam, setelah itu hujan kembali turun.
Hingga akhirnya pada Kamis (27/11/2024) pukul 17.30 WIB, air meluncur deras dari Sungai Nanggang, membawa serta reruntuhan kayu, lumpur, hingga batu berukuran besar.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Palembayan porak-poranda diterjang limpasan air, menimbulkan banyak korban.
Suherman, salah satu warga Palembayan, menuturkan bahwa arus air begitu kuat.
Batu berukuran 3×3 meter pun hanyut hingga ke samping masjid di dekat rumahnya. Rumahnya yang terletak 10 meter dari bibir sungai juga terbawa banjir.
Seumur hidup tinggal di Palembayan, belum pernah Suherman mengalami kebanjiran. Ini pengalaman pertamanya.
Baca Juga:
Dalam 3 Hari Pascabencana, Listrik Banda Aceh Normal Total dan Terhubung Lagi ke Sistem Sumatera
Pria berusia 35 tahun ini menuturkan, berdasarkan cerita dari nenek mertuanya, Palembayan tak pernah kebanjiran meski berdampingan dengan Sungai Nanggang.
“Mungkin dalam jangka waktu seratus tahun atau lebih, baru ini pertama kali terjadi di Palembayan,” kata Suherman saat ditemui di salah satu rumah warga.
Rumah warga itu kini menjadi lokasi pengungsian, Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Rabu (3/12/2025).
Pasca banjir, akses jalan tertutup. Sejumlah infrastruktur vital, di antaranya kelistrikan, mengalami kerusakan. Warga Palembayan terisolasi, gelap gulita saat malam tiba.
Baca Juga:
OMOWAY Resmikan Kantor Pusat Regional 10 Lantai, Akselerasi Pergeseran Smart 3.0 Kendaraan Roda Dua
SEG Solar Mulai Bangun Pabrik Ingot dan Wafer Berkapasitas 3 GW di Indonesia
Namun kondisi tersebut tak berkepanjangan. Warga setempat, anggota TNI, Polri, pemerintah daerah, dan para relawan berjibaku siang-malam untuk memulihkan keadaan.
Dua hari pasca bencana, jalan di Palembayan sudah bisa diakses. Bantuan logistik pun bisa sampai ke para korban.
“Walaupun alat berat tidak memadai, untuk pembersihan jalan cukup cepat,” Suherman menuturkan.
Pembukaan akses jalan terisolasi menjadi yang paling utama di Palembayan.
Selain untuk distribusi bantuan, pembukaan akses ini terutama untuk keperluan pencarian korban hilang.
Begitu akses transportasi terbuka, paket bantuan makanan langsung dibagikan. Bantuan lainnya secara bertahap juga masuk.
Baca Juga:
PBNU Fokus untuk Kemanusiaan, Pejabat Ketua Umum Baru Salurkan Rp2 Miliar untuk Bencana Sumatera
“Untuk sembako, Alhamdulillah tersalurkan dengan tepat. Dari pihak pemerintah, bantuannya lumayan cepat sampai ke masyarakat.”
“Tapi masih ada sebagian masyarakat atau pun keluarga-keluarga yang di sini belum mendapatkan karena akses jalan,” dia mengungkapkan.
Suherman pun mengaku terkesan dengan kinerja para petugas PLN yang sigap memulihkan aliran listrik.
Mereka bergerak cepat memasang kembali tiang-tiang listrik yang roboh akibat terjangan banjir.
“PLN terus bekerja mendirikan kembali tonggak tiang-tiang PLN untuk menyambung kabel yang terputus,” ujar Suherman.
Pembukaan akses juga membantu masyarakat keluar-masuk untuk beraktivitas, memperbaiki rumah yang terdampak banjir, hingga membersihkan material yang terbawa banjir.
Lebih lanjut, Suherman berharap semua pihak senantiasa bahu membahu untuk memulihkan kehidupan masyarakat yang terdampak bencana.
Dengan begitu, masyarakat bisa bangkit dan beraktivitas normal kembali.
“Harapan saya, jalan-jalan pelosok untuk masyarakat yang terpencil, yang terjebak di dalam, segera diperbaiki supaya bantuan bisa sampai merata,” tutupnya.****











